Ungkapan Untuk Guru

Guru itu mendidik..bukan menghardik
Guru itu mengajar,,bukan menghajar
Guru itu merangkul,,bukan memukul
Guru itu mendukung,,bukan mengkungkung
Guru itu memuji,,bukan mencaci
Guru oh Guru ucapanmu dan laksmi adalah cermin hatimu

Kebiasaan Belajar yang Baik


1. Mencatat tiap-tiap pekerjaan

Anda mampu menuliskan seluruh pekerjaan yg diberikan terhadap satu buah penerapan pencatat note atau gadget. Trik ini teramat sederhana. Tapi, dgn begini anda tak dapat melewatkan pekerjaan & deadline yg diberikan oleh pengajar.

2. Jangan Sampai lupa bawa PR ke sekolah

Tidak Sedikit pelajar yg lupa mengambil PR-nya ke sekolah. Utk menghindarinya, anda dapat serentak menyimpan PR tersebut ke dalam tas sesudah menyelesaikannya.

3. Berkomunikasi dgn guru

Menjalin komunikasi yg baik bersama guru itu mutlak. Lantaran, interaksi yg jelek sanggup memengaruhi peringkatmu di kelas. Pastikan anda senantiasa mengerjakan tugas-tugas yg diberikan oleh guru.

4. Memberi kode warna yg tidak sama buat tiap-tiap pelajaran

Trik ini dilakukan biar tugas-tugasmu di tiap-tiap pelajaran lebih tertata. Pemakaian warna ini pun bermanfaat buat memberikan tanda terhadap materi-materi mutlak dalam satu buah pelajaran.

5. Menyediakan tempat mencari ilmu di rumah

Tiap-tiap orang mempunyai trick menggali ilmu yg tidak sama. Utk itu, anda mesti mempunyai area yg nyaman buat mempelajari. Di ruangan yg nyaman, pasti anda dapat lebih gampang berkonsentrasi & menyerap satu buah materi pelajaran.

6. Persiapkan diri buat ujian

Anda mesti mempersiapkan ujian atau tes dgn baik. Apapun dapat berlangsung ketika ujian terjadi. barangkali area yg dingin dapat mengganggu konsentrasimu kala ujian. Anda mesti siap menghadapi hal-hal tersebut tidak hanya terhadap materi pelajaran.

7. Mengetahui gaya menggali ilmu

Anda mesti tau macam mana kiat otakmu bekerja dalam menyerap satu buah perihal. Identifikasi gaya mempelajari yg serasi bagi dirimu.

8. Untuk cacatan yg bagus

Ada bermacam trick utk menciptakan catatan yg bagus. Contohnya, utk orang dgn gaya menggali ilmu visual, rata-rata menciptakan catatan dgn melanjutkan gambar-gambar. Buat menciptakan catatan yg efektif, belajarlah tentukan kata kunci yg diterangkan oleh guru diwaktu mengajar.

9. Jangan Sampai menunda

Mengerjakan sesuatu dgn terburu-buru mampu memunculkan tidak sedikit kesalahan. Anda tak sanggup mencari ilmu di detik terakhir sebelum ujian. Tabiat menunda dapat membuatmu gugup, lebih-lebih seandainya ada buku yg hilang atau kejadian utama yg mendadak.

10. Jaga kesehatan

Rutinitas jelek dapat memengaruhi prestasi belajarmu. Jangan Sampai terlampaui lelah kala mengerjakan pekerjaan atau mencari ilmu. Anda mesti memakai etika yg sehat dalam melaksanakan gerakan menuntut ilmu. (ira)

Karakter itu Apa?

Sebenarnya apa yg dinamakan karakter? - Kita amat sering merancukannya dgn temperamen/kepribadian. Karakter merupakan satu buah mutu yg dipunyai oleh seorang yg membedakan ia bersama orang lain. Sementara temperamen merupakan sifay basic yg dipengaruhi oleh kode generika factor keturunan. Sedangkan kepribadian lebih mengarah ke tradisi yg kita perlihatkan diwaktu kita berada di tengah orang, seperti trick kita berpakaian,terjadi,berjabat tangan,senyum,dll.

Bedanya dgn sifat,temperamen, & kecerdasan, karakter bukanlah bawaan lahir. Beliau dibentuk & ditumbuhkan lewat PROSES Mencari Ilmu dalam kehidupan. Artinya karakter yg baik itu sanggup dipunyai oleh seluruh orang.

PENTINGNYA KARAKTER - Sejak lalu karakter dianggap juga sebagai ukuran terpenting manusia. Tokoh-tokoh dalam dongeng rata rata terkecuali miliki kapabilitas yg hebat tentu pula miliki tabiat yg baik. Sikap-sikap seperti keuletan,kejujuran,kesatria,kesabaran amat ditekankan. Tapi kala masuk jaman industri, diawal abad 20, kapabilitas(kompetensi) jadi ukuran mutlak. Industrialisasi menuntut skill yg lebih tinggi. Karakter jadi terabaikan. Terhadap periode sekarang, IQ jadi lebih diperhatikan lantaran dianggap mampu menggambarkan potensi kompetensi manusia. Akibatnya, tidak dengan sadar orang lebih mengagungkan sesuatu yg bersifat fisik & materi. Jadilah tidak sedikit orang cerdas di negara kita yg tak berkarakter. Padahal kompetensi tidak dengan karakter yg baik, ibarat pisau di tangan anak mungil. Membahayakan!!

Perjalanan hidup membuktikan hanyalah beberapa orang yg mempunyai karakter baik yg hasilnya dapat berkukuh di musim susah. Kecerdasan & karisma bisa jadi dapat mengambil seorang ke puncak keberhasilan. Tetapi, cuma karakter yg bisa menciptakan seorang berkukuh di puncak!! Mutu suatu karakter bakal terlihat kala seorang mengalami tekanan, tantangan & kesusahan. “Seseorang yg berkali-kali menang melintasi kesusahan bakal mempunyai mutu yg baik. Tak ada mutu yg tak diuji. Ujian dapat berupa tantangan, tekanan, kesusahan, halangan, penderitaan, dll yg tak kita sukai. Seandainya kita sukses melewatinya, terkecuali sekali tapi berkali-kali sehingga kita bakal mempunyai mutu tersebut.

TERBENTUKNYA KARAKTER - Sebab bukan bawaan lahir, karakter sanggup ditumbuhkan & dipengaruhi oleh tidak sedikit factor.
Ada 5 elemen yg mencetak karakter adalah :
1. Temperamen basic kita. Dominan, intim, stabil, cermat.
2. Keyakinan kita. Apa yg kita percayai.
3. Pendidikan & pengetahuan
4. Motivasi & semangat hidup
5. Perjalanan. Apa yg sudah kita alami, periode dulu, pola asuh, lingkungan kita. Lingkungan punyai andil teramat mutlak dalam mencetak karakter!!

Perlu MENTOR
Dalam prakteknya, karakter yg baik, solid & teruji benar-benar tak bakal terbentuk bersama sendirinya & mesti lewat proses. Dalam proses itu kita membutuhkan mentor (guru). Butuh seseorang pembina yg mengarahkan & memberitahukan kekeliruan & kelemahan karakter kita. Sedikitnya kita butuh miliki 8 mentor dalam kehidupan kita. Carilah & dapatkan mentor bagi karakter Kamu.
Berapa lama utk menumbuhkan & mencetak karakter? Jawabannya : SEUMUR HIDUP!!

KARAKTER Yg Mengambil Kesuksesan :
1. Integritas. Bisa mengintegritaskan kebajikan dalam ia.
2. Terus : Ulet, patuh aturan
3. Empati : Mengasihi sesama seperti diri sendiri.
4. Tahan uji : Masih tabah & membawa hikmah kehidupan dgn kiat bersyukur.
5. Beriman : Yakin bahwa Tuhan terlibat dalam kehidupan kita.

Landasan Hukum KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau lebih dikenal dengan KTSP merupakan kurikulum resmi yg disiapkan pemerintah buat seluruhnya sekolah yg bernaung dalam Negeri kesatuan RI sebab kurikulum ini disusun yang merupakan implementasi dari Undang-undang System Pendidikan Nasional. Adapun landasan hokum juga sebagai paying hokum dilaksanakannya KTSP yakni :
a. Undang-Undang RI No. 20 Th 2003 mengenai System Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Th 2005 berkaitan Standar Nasional Pendidikan. Dua dari delapan standar Nasional Pendidikan ini mencakup :
- Standar isi(SI)
SI mencakup lingkup materi & tingkat kompetensi utk mencapai kompetensi lulusan kepada jenjang & tipe pendidikan tertentu. Termasuk Juga dalam SI merupakan : kerangka basic & struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) & Kompetensi Basic (KD) tiap-tiap mata pelajaran terhadap tiap-tiap semester dari tiap-tiap tipe & jenjang pendidikan basic & menengah. SI ditetapkan dgn Kepmendiknas No. 22 Th 2006.

Konsep Dasar KTSP

Kurikulum ialah seperangkat gagasan & pengaturan menyangkut maksud, mengisi, & bahan pelajaran pun kiat yg diperlukan yang merupakan panduan penyelenggaraan aktivitas pembelajaran utk mencapai maksud pendidikan tertentu. Kurikulum disusun oleh unit pendidikan utk mengijinkan penyesuaian acara pendidikan dgn kepentingan & potensi yg ada di daerah.
KTSP ialah kurikulum operasional yg disusun oleh & dilaksanakan di masing-masing unit pendidikan. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yg bermacam mengacu kepada standar nasional pendidikan utk menjamin pencapaian maksud pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas : (1) standar mengisi, (2) standar proses,(3) standar kompetensi lulusan(SKL),(4) standar pendidik & tenaga kependidikan,(5) standar fasilitas & prasarana, (6) standar pengelolaan,(7) standar pembiayaan dan(8) standar penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, adalah Standar mengisi(SI) & Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ialah acuan mutlak bagi unit pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Undang-Undang RI Nomer 20 Th 2003 (UU 20/2003) mengenai System Pendidikan Nasional & Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 19 th 2005 (PP 19/2005) berkenaan Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum terhadap KTSP jenjang pendidikan basic & menengah disusun oleh unit pendidikan bersama mengacu pada SI & SKL pula berpedoman terhadap tata cara yg disusun oleh Tubuh Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kecuali itu, penyusunan KTSP pula mesti mengikuti ketetapan lain yg berkaitan kurikulum dalam UU 20/2003 & PP 19/2005. Tutorial yg disusun BSNP terdiri atas dua sektor :

  1. Tips Umum yg memuat ketetapan umum pengembangan kurikulum yg bakal diterapkan terhadap unit pendidikan bersama mengacu terhadap Standar Kompetensi & Kompetensi Basic yg terdapat dalam SI & SKL.Termasuk Juga dalam keputusan umum merupakan penjabaran amanat dalam UU 20/2003 & ketetapan PP 19/2005 pula prinsip & langkah yg mesti diacu dalam pengembangan KTSP.
  2. Model KTSP juga sebagai salah satu sample hasil akhir pengembangan KTSP bersama mengacu kepada SI & SKL dgn berpedoman terhadap Pedoman Umum yg dikembangkan BSNP. Juga Sebagai model KTSP, pasti tak bakal mengakomodasi keperluan semua daerah di wilayah Negeri Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) & hendaknya diperlukan yang merupakan referensi. Pedoman pengembangan kurikulum disusun antara lain biar bisa member berikan peluang seluas-luasnya terhadap peserta didik buat : a) mempelajari buat beriman & bertakwa pada Tuhan Yg Maha Esa, b) menuntut ilmu buat mendalami & menghayati, c) mencari ilmu buat sanggup laksanakan & berbuat dengan cara efektif, d) menggali ilmu buat hidup dengan & bermanfaat utk orang lain, & e) mencari ilmu utk membangun & menemukan jati diri lewat proses mencari ilmu yg aktif, kreatif, efektif & menyenangkan (PAKEM).

Alat Peraga Pendidikan

PENGERTIAN Fasilitas PERAGA - Fasilitas peraga merupakan satu buah media yg bisa diserap oleh mata & telinga bersama maksud mempermudah guru supaya proses mencari ilmu mengajar peserta didik lebih efektif & efisien (Sudjana, 2002 : 59 ). Media peraga ialah salah satu komponen penentu efektivitas mempelajari.Sarana peraga mengubah materi ajar yg abstrak jadi kongkrit & realistik. Penyediaan piranti sarana peraga yaitu sektor dari pemenuhan keperluan peserta didik menuntut ilmu, tepat dgn type peserta didik menuntut ilmu.

Pembelajaran memanfaatkan sarana peraga berarti memaksimalkan fungsi seluruhnya panca indra peserta didik buat meningkatkan efektivitas peserta didik menuntut ilmu secara mendengar, menyaksikan, meraba, & memakai pikirannya dengan cara logis & realistis. Pelajaran tak sekedar menerawang terhadap wilayah abstrak, melainkan yang merupakan proses empirik yg konkrit yg realistik pun jadi bidang dari hidup yg tak enteng dilupakan.

Fasilitas peraga dalam mengajar memegang peranan mutlak yang merupakan sarana Bantu buat membuat proses mempelajari mengajar yg efektif. Proses mempelajari mengajar ditandai bersama adanya sekian banyak JEunsur antara lain maksud, bahan, metode & media, juga evaluasi. Unsur metode & media yaitu unsur yg tak sanggup dilepaskan dari unsur yang lain yg berfungsi yang merupakan trick atau tehnik buat mengantarkan yang merupakan bahan pelajaran biar hingga maksud. Dalam pencapain tersebut, peranan fasilitas Bantu atau sarana peraga memegang peranan yg mutlak dikarenakan dgn adanya fasilitas peraga ini bahan bersama gampang mampu dipahami oleh peserta didik.Media peraga tidak jarang dinamakan audio visual, dari pengertian media yg sanggup diserap oleh mata & telinga.Fasilitas tersebut bermanfaat supaya pelajaran yg di sampaikan guru lebih enteng dipahami oleh peserta didik. Dalam proses mencari ilmu mengajar sarana peraga dipergunakan dgn maksud meringankan guru biar proses mempelajari peserta didik lebih efektif & efisien.

JENIS-JENIS Fasilitas PERAGA
Ada bermacam type media peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya, tiruannya, yg sederhana hingga yg trendi, diberikan dalam kelas atau diluar kelas. Mampu pun berupa bagian dua dimensi (gambar), sektor tiga dimensi (lokasi), animasi / flash (gerak), video (rekaman atau simulasi).Tehnologi sudah mengubah harimau yg ganas yg tak bisa jadi di bawa dalam kelas dapat tampik di dalam kelas dalam habitat kehidupan yg sesungguhnya.
Media peraga pembelajaran sederhana bisa dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti karton, kardus, styrofoam, & serta dapat memakai software-software pc yg sanggup membuat media peraga. Apabila guru belum mempunyai kebolehan utk membuat fasilitas peraga berbasis TIK sehingga guru bisa memakai hasil fasilitas peraga yg sudah diciptakan oleh teman-teman sejawat yg lain. Eksplorasilah kekuatan pencarian berita lewat internet, sehingga guru bakal mendapati berbagai fasilitas peraga pembelajaran berbasis TIK yg sanggup dipergunakan dengan cara gratis.
Animasi atau lebih akrab dinamakan bersama film animasi, yaitu film yg adalah hasil dari pengolahan gambar tangan maka jadi gambar yg bergerak.Bersama pertolongan pc & grafika computer, pelaksanaan film animasi jadi begitu mudah & serta-merta (wikipedia, 2009).
Flash merupakan sarana buat menciptakan situs site yg interaktif & website site yg dianimasikan (mohkaris.blogspot.com, 2009). Animasi flash ialah gambar bergerak yg dibuat bersama memanfaatkan fasilitas utk menciptakan website site yg interaktif & situs site yg dianimasikan. (mohkaris.blogspot.com, 2009).
Simulasi yakni satu buah peniruan sesuatu yg nyata, kondisi sekelilingnya (state of affairs), atau proses.Perbuatan lakukan simulasi sesuatu dengan cara umum mewakilkan satu buah karakteristik kunci atau kelakuan dari sistem-sistem fisik atau abstrak (wikipedia, 2009).

Kategori sarana peraga dikelompokan jadi dua, ialah :
· Media peraga dua & tiga dimensi Bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe, papan catat.
· Fasilitas peraga yg diproyeksikan Film, slide & filmstrip.
Adapun sekian banyak sample media peraga yg bakal dipakai dalam mengajar yakni :
a. Gambar :
Gambar merupakan satu buah wujud fasilitas peraga yg kayaknya saling dikenal & saling difungsikan, dikarenakan gambar disenangi oleh anak beraneka unur, diperoleh dalam kondisi siap gunakan, & tak mengita ketika persiapan.
b. Peta :
Peta dapat menunjang mereka mencari ilmu wujud & letak negara-negara pun kota-kota yg dinamakan Al-kitab.Salah satu yg mesti diperhatikan, pemakaian peta yang merupakan sarana peraga cuma serasi bagi anak besar/kelas agung.
c. Papan catat :
Peranan papan catat tak kalah pentingnya juga sebagai fasilitas mengajar.Papan catat akan dirima dimana-mana sbg fasilitas peraga yg efektif.Tak butuh jadi satu orang seniman utk menggunakan papan catat. Kalimat yg pendek, sekian banyak gambaran orang yg sederhana sekali, suatu diagram, atau empat persegi panjang bisa menggambarkan orang, kota atau kejadian.
d. Boks pasir :
Anak kelas mungil & kelas tengah teramat menggemari peragaan yg memanfaatkan boks pasir. Boks pasir bisa diciptakan “peta” bagi mereka khususnya bagi kelas tengah lantaran terhadap usia tersebut mereka telah mengetahui jarak dari desa ke desa.(Pepak.sabda.org.and omtions.blogspot.com)

3. KELEBIHAN & KEKURANGAN Memakai Media PERAGA
Adapun kelebihan & kekurangan pemakaian fasilitas peraga dalam pengajaran merupakan :

A. Kelebihan pemakaian sarana peraga merupakan :
Ø Menumbuhkan kesukaan menggali ilmu peserta didik lantaran pelajaran jadi lebih menarik.
Ø Memperjelas makna bahan pelajaran maka peserta didik lebih enteng memahaminya.
Ø Metode mengajar dapat lebih bervariasi maka peserta didik tak bakal gampang bosan.
Ø Menciptakan lebih aktif lakukan gerakan menuntut ilmu seperti : mengamati, melaksanakan & mendemonstrasikan & sebagainya.

· Adapun maksud dari media peraga utk :
Ø Memperkenalkan, menempa, memperkaya, juga memperjelas.
Ø Mengembangkan sikap yg dikehendaki.
Ø Mendorong gerakan peserta didik lebih lanjut.
Penggunaan sarana peraga merangsang imajinasi anak & memberikan kesan yg mendalam dalam mengajar, panca indra & semua kesanggupan seseorang anak butuh dirangsang, diperlukan & libatkan, maka tidak cuma mengetahui, melainkan bakal memanfaatkan & melaksanakan apa yg dipelajari. Panca indera yg paling umum difungsikan dalam mengajar yakni “ mendengar” lewat pendengaran, anak mengikuti peristiwa-peristiwa & ikut merasakan apa yg di sampaikan. Seakan-akan telinga memperoleh mata. Anak menonton sesuatu dari apa yg diceritakan. Tapi ilmu pendidikan berpendapat, bahwa cuma 20% dari apa yg didengar sanggup diingat seterusnya hri. Kesan yg lebih dalam akan dihasilkan apabila apa yg diceritakan “dilihat lewat satu buah gambar “. Dgn begitu, melalui” mendengar “ & “ melihat” dapat diperoleh kesan yg jauh lebih mendalam.




B. Kekurangan media peraga ialah :
Ø Mengajar bersama menggunakan media peraga lebih tidak sedikit menuntuk guru.
Ø Tidak Sedikit disaat yg dimanfaatkan buat persiapan.
Ø Butuh kesediaan berkorban dengan cara materiil.
Ada sekian banyak kelemahan sehubungan dgn kegiatan pengajaran sarana peraga itu, antara lain terlampaui menekankan bahan-bahan peraganya sendiri bersama tak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yg berhubungan bersama design, pengembangan, produksi, evaluasi, & pengelolaan bahan-bahan itu. Kelemahan lain yaitu fasilitas peraga diliat juga sebagai “alat Bantu “ semata-mata bagi guru dalam lakukan aktivitas mengajarnya maka keterpaduan antara bahan pelajaran & media peraga tersebut diabaikan. Di Samping itu terlampaui menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya & terus memandang materi audiovisual yang merupakan fasilitas Bantu guru dalam mengajar.

Sarana peraga yg difungsikan hendaknya mempunyai karakteristik tertentu. Ruseffendi (dalam darhim,19986 : 14 ) menyebut bahwa media peraga yg di pakai mesti mempunyai sifat yang merupakan berikut :
1. Tahan lama (terbuat dari bahan yg lumayan kuat ).
2. Wujud & warnanya menarik.
3. Sederhana & enteng di kelola (tak rumit ).
4. Ukurannya serasi(seimbang )bersama ukuran fisik anak.
5. Akan mengajikan gagasan matematika (tak mempersulit pemahaman)
6. Pas bersama ide pembelajaran.
7. Sanggup memperjelas rencana(tak mempersulit pemahaman )
8. Peragaan itu biar jadi basic bagi tumbuhnya gagasan berpikir yg abstrak bagi peserta didik.
9. Jikalau kita mengharap peserta didik menuntut ilmu aktif (sendiri atau berkelompok )media peraga itu biar sanggup di manipulasikan , ialah : akan diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot,(diambil dari susunannya ) & lain-lain.
10. Kalau barangkali media peraga tersebut bakal berfaedah lipat (banyak).


4. FUNGSI Fasilitas PERAGA

Berikut ini sekian banyak fungsi media peraga antara lain :
· Fungsi Fasilitas Peraga terutama utk membangkitkan kesukaan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
· Fungsi Sarana peraga buat menyajikan materi ke dalam bentuk yg lebih konkrit, peserta didik kepada tingkat yg lebih rendah bakal lebih mendalami & mengerti apa yg diajarkan.
· Dgn alat Peraga peserta didik dapat menyadari adanya pertalian antara pembelajaran dgn benda-benda di lebih kurang.
· Pemakaian media peraga meungkinkan konsep-konsep abstrak yg disajikan dalam wujud konkrit.


Fungsi lain dari fasilitas peraga yakni yang merupakan berikut :
1. Yang Merupakan sarana bantu utk wujudkan situasi mencari ilmu mengajar yg efektif.
2. Salah satu unsur yg mesti dikembangkan oleh guru dikarenakan mrupakan sektor yg integral dari situasi mengajar.
3. Penggunaannya integral bersama maksud & mengisi pelajaran.
4. Penggunaannya bukan semata-mata media hiburan (pelengkap).
5. Utk mempercepat proses pembelajaran (menangkap pengertian)
6. Utk memprtinggi kualitas pembelajaran.

Nilai-nilai pemakaian fasilitas peraga dalam proses pembelajaran diantaranya ialah yang merupakan berikut :
1. Akan mengurangi terjadinya verbalisme.
2. Bakal memperbesar kesukaan & perhatian peserta didik.
3. Hasil mencari ilmu bertambah mantap.
4. Memberikan pengalaman yg nyata & sanggup menumbuhkan gerakan berupaya sendiri kepada tiap-tiap peserta didik.
5. Menumbuhkan pemikiran yg rutin & berkesinambungan.
6. Mempermudah tumbuhnya pemikiran & menunjang berkembangnya bahasa.
7. Menolong berkembangnya efisiensi & pengalaman menuntut ilmu yg lebih sempurna.

5. Aplikasi Media PERAGA DALAM PEMBELAJARAN
Aktivitas Menggali Ilmu Mengajar (KBM) yg dilaksanakan tiap-tiap hri, adalah kehidupan dari sebuah kelas, di mana guru & peserta didik saling terkait dalam pembuatan gerakan yg sudah direncanakan oleh guru.Kesuksesan gerakan tersebut sepenuhnya jadi tanggung jawab guru, lantaran guru adalah pengelola tunggal di dalam kelas.Oleh lantaran itu kalau peserta didik kurang mampu menunjukan keterampilan dalam sebuah mata pelajaran, sehingga tuduhan kekurangberhasilan pun tertuju pada guru.
Sarana pembelajaran diartikan yang merupakan seluruhnya benda yg jadi perantara dalam terjadinya pembelajaran.Berdasar fungsinya fasilitas akan berbentuk media peraga & fasilitas.Tetapi dalam keseharian kita tak terlampaui membedakan antara sarana peraga & alat.Menurut Estiningsih (1994) fasilitas peraga yakni alat pembelajaran yg mengandung atau membawakan ciri-ciri rencana yg dipelajari. Sample : papan catat, buku catat, & daun pintu yg berbentuk persegi panjang akan berfungsi juga sebagai media peraga terhadap ketika guru menerangkan bangun geometri dalam persegi panjang.
Fungsi mutlak media peraga ialah buat menurunkan keabstrakan dari rencana, biar anak dapat menangkap arti sebenarnya dari rencana yg dipelajari.Dgn menonton, meraba, & memanipulasi sarana peraga sehingga anak memiliki pengalaman nyata dalam kehidupan menyangkut arti rencana. Sedangkan media ialah fasilitas pembelajaran yg fungsi utamanya yang merupakan sarana bantu buat jalankan pembelajaran. Dgn memanfaatkan fasilitas tersebut di inginkan dapak memperlancar pembelajaran. Sampel : papan catat, jangka, penggaris, lembar tugas(LT), lembar kerja (LK), & alat-alat permainan.
Prinsip-prinsip pemakaian sarana peraga adalah sbg berkut :
1. Tentukan sarana peraga dngan pas.
2. Menetapkan /memperhitungkan subjek bersama serasi.
3. Menyajikan sarana peraga dgn sesuai.
4. Menempatkan atau memperlihatkan sarana peraga serasi kala, ruang & situasi yg serasi.

Utk meminimalisasi dominasi guru dalam pemakaian fasilitas peraga, sehingga butuh direncanakan & dikembangkan media peraga utk group atau individu. Ada sekian banyak keuntungan apabila sarana peraga difungsikan utk group, antara lain : (1) adanya tutor sebaya dalam group, akandapat menopang guru dalam menerangkan pemanfaatan sarana peraga pada temannya,(2) kerja sama yg berlangsung dalam pemakaian media peraga group bakal menciptakan suasana kelas lebih menyenangkan, (3) sebanyak anggota group yg relatif mungil dapat memudahkan peserta didik utk berdiskusi & bersamasama dalam pemanfaatan media.

Bersama pertolongan pemakaian fasilitas peraga dalam di inginkan mampu memberikan permasalahan-permasalahan jadi lebih menarik bagi anak yg sedang laksanakan aktivitas menuntut ilmu. Lantaran penemuan-penemuan yg diperoleh dari kegiatan anak rata rata bermula dari munculnya hal-hal yg yakni tanda bertanya, sehingga permasalahan yg diselidiki jawabannya itu mesti didasarkan kepada obyek yg menarik perhatian anak. Menjadi apabila mengizinkan hal tersebut haruslah dinyatakan dalam wujud pertanyaan yg mengarah terhadap bahan diskusi dalam beraneka cabang penyelidikan, contohnya dari buku, dari guru atau bahkan dari anak sendiri.Aspek itu bakal ditentukan lewat peragaan dari guru & diskusi yg melibatkan seluruhnya kelas atau oleh grup kecil/seorang anak yg bekerja bersama lembar kerja. Bersama memakai sebuah lembar kerja, mereka akan memakai bahan-bahan yg di desain buat mengarahkan dalam menjawab pertanyaan yg dapat mempermudah mereka menemukan satu buah jawaban yg dimaksudkan kepada arti pertanyaannya. Oleh sebab itu sebaiknya tiap-tiap media peraga di lengkapi bersama kartu-kartu atau lembar kerja atau arahan pemakaian fasilitas buat menjawab permasalahan.

Perbedaan Antara Kurikulum 2013 dan KTSP 2006

Menurut Peraturan Pemerintah Nomer 19 Th 2005 Menyangkut Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Unit Pendidikan (KTSP) merupakan “Kurikulum operasional yg disusun oleh & dilaksanakan di masing-masing unit pendidikan.” KTSP yakni penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurikulum operasional yg disusun & dilaksanakan oleh masing-masing unit pendidikan atau sekolah (Muslich, 2007 : 17).

Kurikulum 2013 telah diimplementasikan terhadap thn pelajaran 2013/2014 terhadap sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan dengan cara resmi kepada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yg baru pasti memiliki perbedaan bersama yg lama. Demikian juga kurikulum 2013 memiliki perbedaan dgn KTSP. Berikut ini yakni perbedaan kurikulum 2013 & KTSP :

Di tinjau dari prosesnya


1. Terhadap KTSP proses pembelajaran yg lebih dominan merupakan hal kognitif, psikomotor, & afektif, sedangkan kepada kurikulum 2013 dalam proses mempelajari mengajar nantinya yg lebih dominan merupakan afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya peserta didik dalam proses lebih menonjolkan afektif & psikomotornya.

2. Kurikulum 2013 amat menekankan penyeimbangan antara faktor kognitif (intelektual), psikomotorik (gerak) & afektif (sikap). Berlainan bersama KTSP 2006 yg terhadap step implemntasinya condong lebih konsentrasi kepada factor kognitifnya

3. Factor standar mengisi. Jumlah mata pelajaran yg ada di dalam tiap-tiap jenjang di kurikulum 2013 menyusut. Sampel : buat sekolah basic yg awalnya 10 jadi 6 mata pelajaran, tapi esensi yg di inginkan dari tiap-tiap pembelajaran terus ada, maka trik yg difungsikan didalam kurikulum 2013 ialah integrasi sekian banyak pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini dinamakan pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran terhadap kurikulum 2013 tetapi dmikian berimbas terhadap tambahan ketika menggali ilmu. Buat tingkat sekolah basic penambhan 4 jam dalam 1 pekan.

4. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yg signifikan berlangsung terhadap penedekatan pembelajaran yg dilakukan. Pembelajaran yg kepada awalnya menggunkan pendekatan behaviorisme & kognitifisme, waktu ini mulai sejak bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Factor ini bakal berimbas terhadap guru di kelas yg terhadap awalnya condong menggunkan guru juga sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), jadi peserta didik & lingkungannya yang merupakan sumber (student-centered leaning).

5. Perubahan standar penilaian. Terhadap kurikulum KTSP 2006 penilaian yg dilakukan condong memanfaatkan penilaian akhir tidak dengan ada penilaian kepada proses pembelajaran. Kepada kurikulum baru ini, penilaian dapat di proses menuntut ilmu turut dimasukan. Nantinya dapat ada penilaian forfolio pada forfolio pada pribadi peserta didik.


Di tinjau dari penilaiannya

Kurikulum 2006

Kurikulum 2006 memuat banyaknya permasalahan diantaranya :

1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kontes tepat tuntutan fungsi & maksud pendidikan nasional.

2. Kompetensi belum menggambarkan dengan cara holistik domain sikap, keterampilan & wawasan.

3. Sekian Banyak kompetensi yg dibutuhkan tepat dgn perkembangan keperluan (contohnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills & hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam kurikulum.

4.Kurikulum belum peka & tanggapan pada perubahan sosial yg berlangsung terhadap tingkat lokal, nasional ataupun global.

5. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yg rinci maka mengakses kesempatan penafsiran yg bermacam macam & berujung terhadap pembelajaran yg berpusat kepada guru.

6. Standar penilaian belum mengarahkan terhadap penilaian berbasis terhadap kompetensi (proses & hasil) & belum dengan cara tegas menuntut adanya remediasi dengan cara berskala.

7. Dgn KTSP memerlukan dokumen kurikulum yg lebih rinci biar tak memunculkan multi tafsir.

KTSP 2013

1. Kepada kurikulum 2013 tantangan hari depan yg dihadapi merupakan arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan tehnologi berita, konfergensi ilmu & technologi, & ekonomi berbasis wawasan.

2. Kompetensi hari depan yakni meliputi kekuatan berkomunikasi, kemapuan berfikir jernih & kritis, kebolehan pertimbangkan sudut moral satu buah permasalahan kebolehan jadi masyarakat negeri yg efektif, & kapabilitas coba buat mengerti & toleran kepada pandangan yg berlainan.

3. Fenomena sosial yg mengatakan seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalm bermacam macam kategori ujian, & kejolak sosial.

4. Persepsi publik yg menilai pendidikan tatkala ini terlampaui menitikberatkan terhadap hal kognitif, beban peserta didik yg terlampaui berat & bermuatan karakter.

Di tinjau dari esensialnya

Kurikulum 2013

1. Tiap mata pelajaran memberi dukungan seluruh kompetensi (sikap, wawasan, keterampilan)

2. Mata pelajaran di desain terkait satu dgn lainnya & mempunyai kompetensi basic yg diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.

3. Bahasa Indonesia yang merupakan penghela maple lain (sikap & keterampilan bahasa)

4. Seluruhnya mata pelajaran diajarkan dgn pendekatan yg sama (saintifik) lewat mengamati, menanya, coba, menalar, dll

5. Beraneka Ragam kategori konten pembelajaran di ajarkan terkait & terpadu satu sama lain (cross curriculum atau integrated curriculum ), konten ilmu wawasan diintegrasikan & dijadikan penggerak konten pembelajaran yang lain.

6. Tematik integratif utk kelas I – IV SD

7. TIK yakni media pembelajaran, dipergunakan yang merupakan alat pembelajaran mata pelajaran lain.

8. Bahasa Indonesia yang merupakan fasilitas komunikasi & carrier of knowledge

9. tak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, permintaan, antar ketertarikan & pendalaman ketertarikan.

10. SMA & SMK mempunyai mata pelajaran wajib yg sama terkait basic – basic wawasan, keterampilan & sikap.

11. Penjurusan di SMK tak terlampaui detail (hingga sektor studi), didalamnya terdapat pengelompokkan peminatan & pendalaman.

KTSP 2006
Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran juga ada perbedaannya
1. Mata pelajaran tertentu memberi dukungan kompetensi tertentu

2. Mata pelajaran di desain berdiri sendiri & mempunyai kompetensi basic sendiri

3. Bahasa Indonesia sejajar dgn maple lain

4. Tiap mata pelajaran diajarkan dgn pendekatan tidak serupa

5. Tiap kategori konten pembelajaran diajarkan terpisah (separated curriculum)

6. Tematik utk kelas I – III SD (belum terintegratif)

7. TIK ialah mata pelajaran sendiri

8. Bahasa Indonesia yang merupakan wawasan

9. Utk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI

10. SMA & SMK tidak dengan kesamaan kompetensi

11. Penjurusan di SMK teramat detail(hingga keahlian)

Apa Fungsi RPP?

Rencana Pelaksananaan Pembelajaran (RPP) merupakan ide yg menggambarkan prosedur & menajemen pembelajaran utk mencapai satu atau lebih kompetensi basic yg sudah dijabarkan dalam silabus. RPP ini sanggup difungsikan oleh tiap-tiap pengajar yang merupakan petunjuk umum utk melakukan pembelajaran terhadap peserta didiknya, dikarenakan di dalamnya berisi tata cara dengan cara rinci, jumpa demi jumpa, menyangkut maksud, tempat lingkup materi yg mesti diajarkan, gerakan menggali ilmu mengajar, alat, & evaluasi yg mesti dimanfaatkan. Oleh dikarenakan itu, bersama berpedoman RPP ini pengajar dapat bisa mengajar bersama sistematis, tidak dengan khawatir ke luar dari maksud, area lingkup materi, strategi
mempelajari mengajar, atau ke luar dari system evaluasi yg selayaknya. RPP bakal meringankan si pengajar dalam mengorganisasikan materi standar, pun mengantisipasi siswa & masalah-masalah yg barangkali timbul dalam pembelajaran. Baik pengajar ataupun siswa mengetahui dgn tentu maksud yg hendak diraih & kiat mencapainya. Dgn begitu pengajar bisa mempertahankan situasi biar peserta didik bakal memusatkan perhatian dalam pembelajaran yg sudah diprogramkannya. Sebaliknya, tidak dengan RPP atau tidak dengan persiapan tercatat ataupun tak terdaftar, satu orang pengajar bakal mengalami kesusahan dalam proses pembelajaran yg dilakukannya. Seseorang pengajar yg belum berpengalaman terhadap biasanya memerlukan perencanaan yg lebih rinci di bandingkan seseorang pengajar yg telah berpengalaman.


Pengertian & Fungsi Gagasan Pelajaran & strategi penyusunan

1. Komponen RPP

Kepada hakekatnya RPP yaitu perencanaan jangka pendek utk memperkirakan perbuatan apakah yg dapat dilakukan dalam pembelajaran, baik oleh pengajar ataupun perserta didik buat mencapai satu buah kompetensi yg telah ditetapkan. Dalam RPP mesti terang Kompetensi dasar(KD) yg dapat di raih oleh siswa, apa yg mesti dilakukan, apa yg mesti dipelajari, & macam mana mempelajarinya, juga macam mana pengajar mengetahui bahwa siswa sudah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebutlah sebagai unsur penting yg mesti ada dalam tiap-tiap RPP.
RPP terdiri dari komponen acara aktivitas mempelajari & proses pembuatan acara. Komponen acara mencakup KD, materi standar, metode pembelajaran, sarana pembelajaran, sumber menuntut ilmu, & ketika menggali ilmu. Dgn begitu, RPP kepada hakekatnya yakni sebuah system yg terdiri dari komponen-komponen yg saling berhubungan pula berinteraksi satu denganlainnya, & memuat langkah-langkah pelaksanaannya utk mencapai maksud yakni mencetak kompentensi yg telah ditetapkan pada awal mulanya. Adapun format RPP yg sudah dirumuskan dalam beragam kajian di Instansi Pengembangan Pendidikan Kampus Sebelas Maret (LPP UNS) terlampir dalam arahan ini, bersama komponen RPP seperti tersebut di bawah ini.
1. Kompetensi Basic (KD)
Kompetensi yg dirumuskan dalam RPP mesti terang. Makin kongkrit kompetensi bakal makin gampang diamati, & dapat makin gampang atau makin serasi pun merencanakan kegiatan-kegiatan yg mesti dilakukan utk mencapai kompetensi tersebut. Butuh ketahuan bahwa sekian banyak materi standar bisa saja mempunyai lebih dari satu KD. Di Samping itu, butuh ditetapkan pun konsentrasi kompetensi yg di harapkan dari peserta didik juga sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini pun dapat jadi panduan bagi pengajar dalam memastikan materi standar yg dapat difungsikan & pendekatan pembelajaran yg serasi buat mencetak kompetensi siswa.
2. Materi standar
Materi standar yg dikembangkan & dijadikan bahan kajian peserta didik mesti disesuaikan dgn kepentingan & kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, pun disesuaikan dgn keadaan & kepentingan lingkungan, institusi, & daerah.
3. Gerakan Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran yakni tahap-tahap gerakan yg dilakukan oleh pengajar & siswa buat menyelesaikan satu buah materi standar yg sudah direncanakan oleh pengajar. Urutan aktivitas pembelajaran menggambarkan strategi pembelajaran yg sudah ditentukan. Step aktivitas tersebut terdiri dari step PENDAHULUAN, step PENYAJIAN, & step PENUTUP.
4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yaitu kiat dalam menyajikan (menguraikan, berikan sample, berikan latihan & lain-lain) sebuah bahan kajian pada peserta didik. Tak seluruhnya metode pembelajaran tepat utk dimanfaatkan dalam mencapai kompetensi tertentu. Oleh sebab itu mesti dipilih metode pembelajaran yg paling sesuai buat sebuah kompetensi yg mau diraih. Bermacam Macam sample metode pembelajaran yg tidak jarang diperlukan antara lain ceramah, diskusi, bertanya jawab, simulasi, studi kasus, praktikum, seminar, demonstrasi, main peran & lainlain.
5. Fasilitas Pembelajaran
Segala sesuatu yg akan menyalurkan atau mengemukakan pesan/informasi dari sumber pesan/informasi ke penerima pesan/informasi dinamakan fasilitas pembelajaran.Menjadi bersama adanya sarana siswa bisa menyaksikan, membaca, mendengarkan atau ketiganya sekaligus dalam menyerap bermacam macam info yg di sampaikan oleh pengajarnya. Sarana tersebut akan berupa alat-alat elektronik, gambar, buku & sebagainya. Sedangkan media pembelajaran merupakan benda-benda atau alat-alat yg difungsikan dalam pembelajaran maka mengizinkan terjadinya proses pembelajaran. Alat-alat itu tak dinamakan fasilitas pembelajaran sebab tak dimaksudkan buat mengambil pesan.
6. Sumber Menggali Ilmu
Sumber menuntut ilmu merupakan segala sesuatu yg akan digunakan utk penggalian kabar. Sumber menggali ilmu ini bisa berupa dosen (yang merupakan nara sumber), buku teks, jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet, & lain-lain.
7. Alokasi Diwaktu
Jumlah kala dalam menit yg dibutuhkan oleh pengajar & peserta didik buat menyelesaikan tiap-tiap langkah kepada urutan step Gerakan Pembelajaran.

2. Kiat Penyusunan RPP

Butuh diperhatikan bahwa buat menyusun RPP pengajar butuh memastikan batas lingkup materi sub pokok bahasan mana saja yg dapat diajarkan tiap-tiap kali jumpa dgn menyaksikan estimasi dikala dalam silabusnya. Jika sebuah sub pokok bahasan dalam silabus membutuhkan kala lebih dari sekali jumpa atau sekian banyak kali jumpa, sehingga sub pokok bahasan itu butuh dirinci lagi. Kalau faktor ini tak bisa saja, lantaran bakal mengganggu keutuhan materi, sehingga akan dibuat satu RPP yg dipakai utk dua kali jumpa atau lebih. RPP mesti disusun dengan cara sistemik & sistematis, utuh & menyeluruh, bersama sekian banyak bisa jadi penyesuaian dalam situasi pembelajaran yg aktual. Bersama begitu RPP mampu berfungsi buat mengefektifkan proses pembelajaran pas bersama apa yg sudah direncanakan. RPP hendaknya disusun dengan cara sederhana & fleksibel, pun bisa dilaksanakan dalam aktivitas pembelajaran, & pembentukan kompetensi siswa.
Berikut ini langkah-langkah yg sebaiknya dilakukan dalam penyusunan RPP sebuah mata kuliah atau blok mata kuliah :

1. Identifikasi Mata Kuliah atau Blok Mata Kuliah
Tuliskan identitas Acara studi, nama mata kuliah atau blok mata kuliah, kode mata kuliah, bobot SKS, semester (bersumber terhadap kurikulum yg telah ada).

2. Perumusan Standar Kompetensi (SK)
Tuliskan rumusan SK dari tiap-tiap mata kuliah yg didasarkan terhadap maksud akhir dari mata kuliah tersebut. Tuliskan bersama kata kerja operasional yg bisa diamati & diukur, yg meliputi perihal kognitif, afektif, & psikomotorik (perhatikan silabusnya).

3. Perumusan Kompetensi dasar(KD)
Tuliskan rumusan KD sbg penjabaran dari SK bersama memanfaatkan kata kerja operasional yg bakal diamati & diukur, yg meliputi perihal kognitif, afektif, & psikomotorik (perhatikan silabusnya). Tuliskan satu KD kepada tiap-tiap RPP utk satu kali jumpa atau lebih.

4. Perumusan Indikator
Tuliskan indikator yang merupakan penjabaran dari KD dgn kata kerja operasional. Kata kerja operasional terhadap rumusan indikator akan dirinci pas dgn aktivitas yg dilakukan & mampu ditulis dengan cara terpisah antara factor kognitif, afektif, & psikomotorik (saksikan silabusnya).

5. Penentuan Step Pembelajaran
Urutan step pembelajaran terdiri dari komponen Pendahuluan, Penyajian, & Penutup. Pendahuluan adalah step awal aktivitas yg dimaksudkan utk mempersiapkan siswa supaya dengan cara mental siap menuntut ilmu wawasan, keterampilan, & sikap baru. Kepada tahapan ini berisi penjelasan ringkas materi yg bakal dikaji, keterkaitan materi kajian dgn materi diawal mulanya atau bersama praktek keseharian (apersepsi), & kompetensi yg mesti di raih siswa.
Step penyajian adalah tahapan mutlak dalam pembelajaran, di dalamnya berisi spesifikasinya, sampel, diskusi atau latihan berkenaan materi yg dikaji. Sedangkan step Penutup yaitu tahapan akhir satu buah pembelajaran. Terhadap step Penutup ini diperlukan buat memberikan penegasan, kesimpulan, penilaian ataupun tindak lanjut menyangkut materi yg dikaji tersebut.

6. Penentuan Gerakan Pembelajaran
Tuliskan bermacam gerakan penting yg mesti dilakukan oleh pengajar ataupun siswa tatkala proses pembelajaran yg dapat dilakukan, yg sanggup menggambarkan strategi pembelajaran.

7. Pemilihan Metode Pembelajaran
Memastikan metode pembelajaran yg bakal diterapkan utk memberikan pengalaman menggali ilmu terhadap siswa tatkala proses pembelajaran, sejak mulai dari step Pendahuluan, Penyajian hingga step Penutup. Pemilihan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan bersama KD yg mau diraih, dikarenakan tak tiap-tiap metode pembelajaran pas utk difungsikan dalam mencapai maksud KD tertentu.

8. Pemilihan Alat Pembelajaran
Tuliskan sarana yg bakal dimanfaatkan dalam laksanakan pembelajaran. Alat hendaknya dipilih yg tepat dgn metode pembelajaran yg dapat dipakai. Pemilihan sarana pembelajaran yg cocok akan menjadikan pembelajaran lebih menarik, maka dapat meringankan utk mencapai
KD yg sudah ditetapkan.

9. Penentuan Sumber Menuntut Ilmu
Tuliskan sumber mempelajari yg bakal dipakai(didasarkan kepada relevansi, konsistensi, & edukuasi). Adapun yg dimaksud sumber mencari ilmu ialah buku-buku rujukan atau referensi berupa buku teks, jurnal, laporan penelitianatau bahan ajar yang lain. Sumber menuntut ilmu bisa pula berupa manusia, contohnya dosen, siswa atau obyek yang lain area asal berita diperoleh, atau sbg nara sumber.

10. Alokasi Kala
Tuliskan jumlah diwaktu yg dibutuhkan oleh pengajar & siswa buat menyelesaikan tiap-tiap langkah kepada urutan Step Pembelajaran yakni : Pendahuluan, Penyajian, & Penutup. Porsi paling besar merupakan step Penyajian, yakni antara 80-90 persen dari total aktivitas pembelajaran. Sedangkan Pendahuluan kebanyakan cuma membutuhkan 5 persen, & Penutup memerlukan 10-15 persen dari total dikala yg dimanfaatkan buat pembelajaran.


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen pembelajaran untukmencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi (standar kurikulum). Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan RPP merupakan komponen yang penting. Dalam hal ini guru merupakan salah satu yang memegang peranan paling penting dalam merancang suatu RPP oleh karena itu dituntut adanya suatu sikap profesional dari seorang guru. Kemampuan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran, unsur-unsur utamanya yang minimal harus ada dalam setiap, RPP yaitu jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh peserta didik, apa yang harud dilakukan, apa yang dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik menguasai kompetensi tertentu.
Adapun fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP, yaitu sebagai fungsi perencanaan, dalam hal ini dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Di samping itu komponen yang harus dipahami guru dalam pengembangan KTSP ialah, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaian dan prosedur pembelajaran. Fungsi pelaksanaan RPP berfungsi untuk mengefektifkan proses pembelajaran agar sesuai dengan yang direncanakan. Materi standar yang dikembangkan harus sesuai dengan kemauan dan kebutuhan peserta didik, serta disesuaikan dengan kondisi lingkungannya.


DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pengembangan Sistem Pembelajaran Lembaga Pengembangan Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Depdikbud, 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen
M. Enteng dan T. Raka Joni. 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Kependidikan Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.